Seorang gadis terduduk di sudut kamar. Mengubur lelahnya
dalam-dalam.
Merefleksikan bagaimana dunia mencobainya, menyerangnya
dengan selusin tanggungjawab yang datang berbarengan. Dengan dalih prinsip dan
sosial, ia berdiri lagi menghadang. Menangkis kegagalan yang ingin menerobos
gawang dirinya.
Seorang gadis sedang coba menaklukkan dunia kecil dalam
dirinya. Memendam keinginan untuk bersama teman-teman. Menyusuri jalan di
antara bukit dan jurang.
Ia masih juga merengkuh pundak mereka yang lelah, pesimis, kelu, dan ingin menyerah. Walau ia tau istirahat bukan sekedar keinginan bagi tubuhnya. Kebutuhan.
Ia masih juga merengkuh pundak mereka yang lelah, pesimis, kelu, dan ingin menyerah. Walau ia tau istirahat bukan sekedar keinginan bagi tubuhnya. Kebutuhan.
Kini gadis kuat itu butuh sandaran. Untuk sebentar saja
meletakkan lelah dan tanggungjawab di sampingnya. Bukan niat membuang atau
mengabaikan, ia mengelus sayang bongkahan keringatnya.
Ia tau dunia takkan padamkan
semangat dalam relung jiwanya. Suatu yang lebih teguh dari niat dan impian.
Sumpah.
Kini ia butuh sandaran segera, seiring penantian yang
berjalan pelan-pelan dan semakin jauh tinggalkan.
Ya, hanya pria kuat yang dapat menjadi sandaran kepala si gadis pengubur lelah.
Ya, hanya pria kuat yang dapat menjadi sandaran kepala si gadis pengubur lelah.
Hanya pria kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar