Senin, 25 Agustus 2014

Hari ini terlalu sulit untuk diterjemahkan. Hari ini adalah wangi pundakmu. Adalah kecupan di kening yang membekukan duniaku yang laju. Adalah jari-jari panjang yang terselip di antara jariku. Adalah rangkulan dalam bising malam. Adalah sakit oleh jantung yang bergerak terlalu cepat. Adalah tusukan di pelipis, kerutan di antara alis. Hari ini mendadak ruang menjadi sangat sepi. Sangat Sepi.
Aku berjanji, dinding ini aku rontok oleh nyanyian. Hancur karena tarian.

Hari ini adalah manis pedas seperti masakan ibu.

Hari ini terlalu rumit untuk diolah kalkulator. Hari yang tak terkata.
Hariku menegakkan kepala, meniup debu di ujung kuku! fuh!!

Selasa, 19 Agustus 2014

Seseorang pernah berkata, bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Ketika dua orang malaikat kecil bermain ayunan di bawah pohon beringin. Ketika sepasang kakek-nenek membuka hari dengan "selamat pagi". Ya, sangat sederhana. Manisnya seperti meses untuk sarapan tadi pagi yang disiapkan ibu, atau jailnya saudara yang bikin panas kepala. Ada kebahagiaan di mana-mana.

Sore ini, kembali aku berjumpa bahagia.
Ketika aku menemukan bayanganku dalam matamu. Adakah kau lihat hal yang sama. Kamu di dalam mataku?
Ketika kita menertawakan diri sendiri. Tertawa geli. Terlalu geli hingga menggelitiki hati. menggugurkan semua hal memalukan dan tragisnya cerita di hari lalu. Merontokkan sesal yang menggantung-gantung di ingatan.
Adakah kau rasa hal yang sama?
Saat kulitmu menyentuh pori-poriku. Ada listrik di situ. Memberi tahu seluruh syaraf tubuh bagaimana kejutan jatuh cinta. Merasakan setiap detak yang anehnya seperti mengalir ke seluruh bagain diri. Terdengar jelas ritme kebahagiaan.
Adakah kau rasa hal yang sama?
Bebanku yang sepertinya musnah saat kau rangkul pundak rentaku. Dan tiba-tiba waktu berhenti seketika. Menyisakan kita di dalamnya. Detak jantungku bergerak semakin cepat, cepat, cepat, dan semakin cepat.
Hahahaaa kamu adalah hal ajaib di atas dunia. Yang membuatku lupa berkedip. Tidak memberiku kesempatan untuk bersedih. Kamu, tangan yang membuka keran hingga syukurku mengalir dengan deras.
Terima kasih Tuhan, Kau telah menciptakan serpihan surga di atas bumi. Terima kasih.


Minggu, 17 Agustus 2014

Kamu melengkapi. Menggambar kembali separuh hati yang terhapus pergi.
Memanggil lagi kata-kata khas jatuh hati yang sempat melarikan diri.
Menebalkan ujung jari saat bermain gitar, buatku terjaga tuk menyairkan cinta yang tak berhenti mekar.