Rabu, 12 Juni 2013

Tanda tanya (?)

Melihat keoptimisan dan kasih didasar dinding matamu yang seperti kolam itu,
buatku yakin bahwa yang tercermin disana benar-benar adalah Aku.

Belum pernah terinjeksi begitu besar keyakinan sebesar ini dalam ruang hatiku,
Kamu kan jadi pendamping hidup (?)

Telefon

Masih kuingat betapa di malam kau berucap dengan malu-malu.
Memakan banyak sekali detik hingga jarum pendek melewati dua angka.
Tertawa, berteriak, dan tiba-tiba senyap
Saat bertanya "Maukah kau jadi pacarku?"

Gemuruh debar mengalir dari dada.
berjumpa makna dari suaramu tiap malamnya.
Hingga sampai juga rasamu padaku, yang juga hinggap dalamku
"Aku mau."

Pip. Telefon terputus.

Segalanya cerah hingga mendung menyapa.
Dari keluarga yang mengandungkan marah.
bertahanku hanya tidak sia-sia terasa. Karena telah kutunggu dirimu.
Dari sudut ruang itu, dari belakang jauh darimu, kutatap lekat punggungmu.
Tiap hari makin rekat lekatan rasa,
Aku menyanyangimu.

Telefon berdering.

Dering ceria yang kau kirim padaku.
Mengantar beribu petir malam itu, tentang air yang mengering,
tentang padamnya api, tentang rasa yang terkikis, tentang kita yang berhenti.
Aku terpukul, dan lagi

PIP. Telefon Terputus.


Ya, masih kuingat jelas.
Tawamu bersamanya. Yang kini tiap malam dengar suaramu yang dulu untukku.
Yang kusaksikan bagaimana mentari merekah lewat canda kalian.
Lewat pijakkan diatas hatiku. Hingga kini
Masih kuingat. Sakit saat itu.