Sabtu, 21 Juni 2014

Situasi Beku.

Ini bukan tentang banyak suara berlalu-lalang.
Bukan tentang banyaknya manusia yang hadir di depan mata.
Tapi ini tentang kerinduan.
Tentang kehangatan orang-orang terkasih. Orang tua, Saudara, teman-teman, dan mungkin Kamu.
Tentang cinta yang rasa-rasanya lama tak dijumpai. Lama hilang dari hati.
Oh bukan hilang, lama tak ditampakkan.

Malam ini bukan tentang Sepi yang menyergapi hati.
Bukan gelap teras karena lampu padam. Bukan juga langit kosong yang tak bergurau.
Tapi kerinduan. Tentang hal akrab yang tiap hari ditemui dan kini tak lagi.
Bagaimana manusia kadang menjadi sangat lemah. rapuh melebihi debu.
Yang kadang-kala butuh air mata untuk pipi yang mulai kering. Basahi hati gersang yang retak-retak.

Namanya saja manusia. Mahkluk seperti kami punya kesadaran kuat tentang lubang pribadi.
Bahwa kami tidak benar-benar utuh. Kadang kami menjadi sangat manja dan lemah pada situasi, tentu kami sadar
dan benci mengakuinya.

Bagaimana denganmu, tuhan? kamu tak seperti kami para manusia bukan?
Ah maaf, maaf sudah entahlah. Maaf saja. Maaf saya manusia biasa.

Tapi situasi labil ini takkan berlangsung terlalu lama.
Saat-saat seperti inilah terlihat mana pelukan, mana cekikkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar