Rabu, 04 Juni 2014

Romantis dan tragis.

Terima kasih pernah mampir sebentar di sini.
Walau cangkir di lemari akan merindukan kepulan asap teh yang kubuat untukmu,
paling tidak kursi yang kau duduki itu pernah merasa hangat setelah sekian waktu berlalu.

Terima kasih sudah segera pergi,
kamu hanya tidak mau menyakiti 'kan? Sebelum aku jatuh lebih dalam masuk lamunan.
Sebelum aku memenuhi dinding dengan macam-macam gambar senyuman.

Terima kasih segera peka,
kamu hanya tidak mau suatu nanti aku terkurung dalam gelap 'kan? menimbun diri dengan harapan yang kuciptakan sendiri.

Jangan tanyakan bagaimana dalam aku kehilangan.
Merindukanmu seperti pagi cerah yang kehilangan fajar. Seperi malam yang tak kenal gelap.
Tapi aku takkan berubah. Jangan terlalu menyesal telah pergi, aku adalah makhluk paling bahagia di bumi.
Aku akan selalu bahagia. Luka kecil di lutut, sikut, atau tulang kering sudah seperti teman bermain.
Aku akan selalu hangat dan membuka tangan. Syukurlah ada malaikat yang mereka sebut sahabat.

Akhirnya kini aku jadi lebih mengerti, kadang kala "menunggu" bisa jadi hal yang menyenangkan, begitu dirindukan. 

Romantis dan tragis secara bersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar