Rabu, 06 November 2013

Gadis Pengubur Lelah



Seorang gadis terduduk di sudut kamar. Mengubur lelahnya dalam-dalam.
Merefleksikan bagaimana dunia mencobainya, menyerangnya dengan selusin tanggungjawab yang datang berbarengan. Dengan dalih prinsip dan sosial, ia berdiri lagi menghadang. Menangkis kegagalan yang ingin menerobos gawang dirinya.

Seorang gadis sedang coba menaklukkan dunia kecil dalam dirinya. Memendam keinginan untuk bersama teman-teman. Menyusuri jalan di antara bukit dan jurang.
Ia masih juga merengkuh pundak mereka yang lelah, pesimis, kelu, dan ingin menyerah. Walau ia tau istirahat bukan sekedar keinginan bagi tubuhnya. Kebutuhan.

Kini gadis kuat itu butuh sandaran. Untuk sebentar saja meletakkan lelah dan tanggungjawab di sampingnya. Bukan niat membuang atau mengabaikan, ia mengelus sayang bongkahan keringatnya. 
Ia tau dunia takkan padamkan semangat dalam relung jiwanya. Suatu yang lebih teguh dari niat dan impian. Sumpah.

Kini ia butuh sandaran segera, seiring penantian yang berjalan pelan-pelan dan semakin jauh tinggalkan.
Ya, hanya pria kuat yang dapat menjadi sandaran kepala si gadis pengubur lelah. 
Hanya pria kuat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar