"Dulu
dari sebuah desa di pinggiran kota, sekelompok malaikat kecil sedang
bermain, saling mengejar dan tertawa di halaman Gereja. Dan aku sungguh
bersyukur dapat berada di tengah mereka. Sambil sesekali mencuri
senyummu dalam cahaya senja.
Kemarin saat pulang, aku kembali
berlari di halaman Gereja. Kini sendiri tanpa para malaikat kecil.
Mereka telah dewasa dan memilih untuk meninggalkan sayap putihnya. Tapi
Gereja dari kayu itu masih berdiri dengan rupa yang tak berbeda dari
yang lalu. sama seperti perasaanku, tak lapuk, tak rapuh. Masih sama
seperti gembiranya hari itu, saat para malaikat kecil mengenalkanku pada
indahnya senyummu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar